Tidak ada waktu yang jelas kapan diciptakannya tulisan, namun diketahui bahwa bangsa Babilonia dan Mesir huruf alphabet sebelum 4000 SM. Media yang digunakan untuk menulis adalah batu, logam, kayu, ivory, daun dan kulit kayu. Beberapa media tersebut diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum digunakan. Penulis menorehkan tulisannya pada tanah liat yang lunak kemudian membakarnya untuk mendapatkan tulisan yang lebih permanen. Bangsa Mesir menulis di atas permukaan datar daun palma. Bangsa Syracuse menulis di atas daun olive. Sementara itu bagian dalam kulit kayu yang halus juga digunakan sebagai media tulis. Dan ternyata, kata “buku” dalam Bahasa Latin, “
liber” berasal dari kata “
inner bark” (bagian dalam kulit kayu yang halus). Kata “
book” berasal dari Bahasa Anglo-Saxon.
Untuk mendapatkan permukaan yang lebih baik, orang menggunakan kulit dan perkamen dari kulit kambing dan domba yang telah direndam dan dikerik. Untuk itu dibalurkan di atasnya suatu bahan yang dapat membuat permukaannya menjadi lebih menarik.
Penggunaan kulit kayu, daun dan kulit sebagai media tulis merupakan peningkatan yang besar dibandingkan dengan batu atau tanah liat. Di Mesir ditemukan penggunaan papyrus yang proses pembuatannya hampir menyerupai proses pembuatan kertas. Papyrus selanjutnya tidak saja diubah menjadi kertas, tetapi juga menjadi karpet (
mats), pakaian (
cloth),
cords, dan bahkan kapal (
boat). Batang tanaman papyrus dipotong menjadi jalur yang panjang dan diletakkan di atas papan secara bersisian. Lapisan berikutnya diletakkan di atasnya pada arah yang menyilang kemudian dibasahi untuk mengembangkan perekat alami dari jaringan. Lembaran yang tersusun kemudian dipukul-pukul , dikeringkan menggunakan sinar matahari, dan dilicinkan. Lembaran seringkali digabung bersama-sama membentuk gulungan sepanjang 2250 cm.
Pembuatan kertas, dalam arti yang sebenarnya, dimulai di Cina pada 10 M. Disini kertas dibuat dari serat yang didisintegrasikan; bukan dari bahan alam dalam bentuk aslinya yang diberi perlakuan seperti halnya
papyrus. Ts’ai Lun, seorang pegawai Kerajaan Cina, menciptakan lembaran kertas menggunakan
mulbery,
fish nets, kain bekas, dan limbah
hemp. Kaisar Ho Ti memberikan penghargaan kepada Ts’ai Lun untuk jasanya tersebut. Walaupun bukti sejarah tidak begitu jelas, nampaknya bangsa Meksiko telah beberapa ratus tahun menggunakan kulit kayu pohon
fig untuk membuat kertas yang mereka beri perlakuan dengan cairan kapur untuk menghilangkan pitch
Pada 751 M seni telah mencapai Samarkand (dekat India Utara).Tentara Islam di Samarkand mengadaptasi teknik Cina dalam membuat kertas. Tahun 793 M kertas dibuat di Bagdad. Saat itu adalah ketika Harun Al Rasyid menandai dimulainya masa keemasan budaya Islam. Melalui perdagangan, Eropa mulai diperkenalkan dengan kertas berkualitas dari Timur Tengah.
Perkembangan mesin kertas di Eropa dimulai tahun 1100-an ketika Moors, bangsa Arab Islam di Afrika Barat Laut, memindahkan pabrik kertas yang semula berada di Afrika ke Xativa, Valencia, dan di kota Toledo. Selanjutnya diikuti dengan Italy pada tahun 1276, Jerman tahun 1320, Austria 1498, Perancis, Belanda dan Rusia pada abad ke-16 dan Inggris, Denmark, Norwegia dan Amerika pada abad ke-17.
Sampai abad ke-19, kertas hanya dapat dibuat dari kapas, linen dan kain bekas dari
flax. Pada abad ke-17 terjadi kesulitan peredaran kain bekas. Tahun 1666 Inggris melarang penggunaan bahan kapas dan linen. Sampai seabad kemudian, selama perang revolusi Amerika, kelangkaan kertas mencapai puncaknya sampai-sampai kertas yang sobek pun diupayakan untuk disambung agar dapat digunakan kembali, dan para pembuat kertas saat itu dibebaskan dari wajib militer.
Kendala utama lainnya saat itu adalah masalah teknologi dimana membuat kertas merupakan pekerjaan yang memakan waktu lama, lambat dengan jumlah produksi yang sangat rendah. Suatu ketika pada abad ke-19 terjadi perkembangan sangat pesat yang memutar balik secara drastis industri kertas sehingga menjadi suatu industri raksasa seperti yang ada saat ini.